ETIKA
PROFESI
ETIKA BISNIS
DAN NILAI BUDAYA YANG DITERAPKAN
PADA
PT. TELKOM INDONESIA
Disusun
Oleh:
Fatikh
Aminulloh Ahmad
20101124
PROGRAM
STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
FAKULTAS TEKNIK TELEKOMUNIKASI
DAN ELEKTRO
INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
JL. D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Era new normal
merupakan tantangan yang serius bagi sebagian besar perusahaan, terutama
bagi perusahaan yang sudah berdiri sejak dahulu. Untuk mempertahankan
eksistensinya dalam menghadapai persaingan yang ketat di era new normal
ini, maka harus dilakukan beberapa strategi agar mampu bertahan dan bersaing
dengan perusahaan lain.
Moral dan etika
merupakan landasan penerapan GCG di perusahaan, mengingat bahwa organisasi
tidak lain adalah terdiri dari orang-orang di dalamnya. Seiring waktu
pembelajaran PT. Telkom Indonesia dalam mengelola GCG, maka penerapan GCG tidak
dapat dipisahkan dari menjalankan bisnis yang beretika dan membentuk kesadaran
Perusahaan dan karyawan yang memiliki kepekaan tanggung jawab sosial kepada
masyarakat sebagai wujud menjadi warga negara yang baik agar kami terus maju
dan dicintai pelanggan.
Didalam sebuah
organisasi, setiap perusahaan pasti memiliki suatu penerapan budaya dan etika
bisnis organisasi yang dimiliki. Hal ini bertujuan agar menjadi pembeda dengan
organisasi yang lainnya. Etika organisasi sendiri merupakan sebuah sistem makna
bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dengan
organisasi lainnya. Sistem makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik
kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi.
Etika bisnis
yang kuat mendasari aspek kunci pelaksaan fungsi organisasi dalam hal
efisiensi, inovasi, kualitas serta mendukung reaksi yang tepat untuk
membiasakan mereka terhadap kejadian-kejadian, karena etos yang berlaku
mengakomodasikan ketahanan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di
uraikan maka penulis akan membahas terkait etika berbisnis dan nilai-nilai yang
diterapkan pada PT. Telkom Indonesia
B.
RUMUSAN
MASALAH
a.
Bagaimana
etika dan nilai-nilai yang diterapkan organisasi PT Telkom Indonesia ?
b.
Bagaimana
karakteristik nilai-nilai etika atau budaya organisasi PT Telkom Indonesia ?
c.
Bagaimana
sosialisasi dan upaya penegakan etika bisnis PT Telkom Indonesia ?
d.
Bagaimana
evaluasi dan implementasi budaya perusahaan PT
Telkom Indonesia?
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
PROFIL
PERUSAHAAN
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk
(Telkom) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa
layanan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan jaringan telekomunikasi di
Indonesia. Pemegang saham mayoritas Telkom adalah Pemerintah Republik Indonesia
sebesar 52.09%, sedangkan 47.91% sisanya dikuasai oleh publik. Saham Telkom
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode “TLKM” dan New York
Stock Exchange (NYSE) dengan kode “TLK”.
Dalam upaya bertransformasi
menjadi digital telecommunication company, TelkomGroup mengimplementasikan
strategi bisnis dan operasional perusahaan yang berorientasi kepada pelanggan
(customer-oriented). Transformasi tersebut akan membuat organisasi TelkomGroup
menjadi lebih lean (ramping) dan agile (lincah) dalam
beradaptasi dengan perubahan industri telekomunikasi yang berlangsung sangat
cepat. Organisasi yang baru juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan
efektivitas dalam menciptakan customer experience yang berkualitas.
Kegiatan usaha TelkomGroup bertumbuh dan
berubah seiring dengan perkembangan teknologi, informasi dan digitalisasi,
namun masih dalam koridor industri telekomunikasi dan informasi. Hal ini
terlihat dari lini bisnis yang terus berkembang melengkapi legacy yang
sudah ada sebelumnya.
Telkom mulai saat ini membagi bisnisnya menjadi 3 Digital
Business Domain:
1.
Digital
Connectivity: Fiber to the x (FTTx), 5G, Software Defined Networking
(SDN)/ Network Function Virtualization (NFV)/ Satellite
2.
Digital
Platform: Data Center, Cloud, Internet of Things (IoT), Big Data/
Artificial Intelligence (AI), Cybersecurity
3.
Digital
Services: Enterprise, Consumer
VISI DAN MISI
1.
VISI
Menjadi digital telco pilihan utama untuk memajukan
masyarakat
2.
MISI
a.
Mempercepat
pembangunan Infrastruktur dan platform digital cerdas yang berkelanjutan,
ekonomis, dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat.
b.
Mengembangkan
talenta digital unggulan yang membantu mendorong kemampuan digital dan tingkat
adopsi digital bangsa.
c. Mengorkestrasi
ekosistem digital untuk memberikan pengalaman digital pelanggan terbaik
B.
KODE
ETIK
Sesuai ketentuan Surat Edaran OJK
No.32/SEOJK.04/2015 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka dan
Sarbanes-Oxley Act (“SOA”) 2002 section 406, kami memiliki dan menjalankan kode
etik yang berlaku bagi seluruh level organisasi. Kode Etik Telkom ditetapkan
melalui Keputusan Direksi No. PD. 201/.01/r.00/PS150/COP-B0400000/2014 tentang
Etika Bisnis di Lingkungan Telkom Group dan Keputusan Direktur Human Capital
Management No.PR.209.05/r.01/HK250/COP-A4000000/2020 tentang Disiplin Karyawan.
Pokok-pokok Kode Etik Telkom antara lain mengatur mengenai:
1.
Etika
Kerja Karyawan; yaitu sistem nilai atau norma yang digunakan oleh seluruh
Karyawan dan Pemimpin dalam bekerja sehari-hari dengan lingkup sebagai berikut:
a.
Perilaku
Utama Karyawan:
i.
Kapasitas
dan Kapabilitas Karyawan
ii.
Kewajiban
dan Larangan
iii.
Kerahasiaan
Informasi
iv.
Infrastruktur
v.
Lingkungan
Kerja
b.
Perilaku
Utama Pemimpin:
i.
Perilaku
Pemimpin
ii.
Perilaku
Direksi
iii.
Perilaku Chief
Executive Officer (CEO) dan Chief Financial Officer (CFO)
2.
Etika
Usaha yaitu sistem nilai atau norma yang dianut oleh Perusahaan sebagai acuan
Perusahaan, Manajemen dan Karyawannya untuk berhubungan dengan lingkungannya
dengan lingkup sebagai berikut:
a.
Hubungan
dengan Regulator
b.
Hubungan
dengan Stakeholder
c.
Ketentuan
tambahan
Setiap tahun, Telkom mengirimkan materi
sosialisasi kapada karyawan tentang pemahaman GCG, etika bisnis, pakta
integritas, Sistem Manajemen Anti Penyuapan, fraud, manajemen risiko,
pengendalian internal (“SOA”), whistleblowing, pelarangan gratifikasi,
tata kelola TI, menjaga keamanan informasi dan hal-hal lainnya yang
terintegrasi terkait dengan praktik tata kelola perusahaan.
Telkom juga menyelenggarakan program survei online etika
bisnis dengan populasi seluruh karyawan melalui media portal/
intranet yang diakhiri dengan pernyataan kesediaan karyawan untuk
menjalankan etika bisnis. Pemahaman dan penerapan etika bisnis berikut hasil
survei setiap tahun diaudit secara internal maupun eksternal melalui proses
audit SOA 404. Audit tersebut dijalankan dalam rangka penerapan control
environment sesuai skema kerja pengendalian internal COSO pada audit
pengendalian internal tingkat entitas.
C.
BUDAYA
PERUSAHAAN
CORE VALUES AKHLAK
Pada tahun 2020, berdasarkan Surat
Edaran Menteri BUMN Nomor: SE 7/MBU/07/2020 tanggal 1 Juli 2020 tentang
Nilai-Nilai Utama (Core Values) Sumber Daya Manusia Badan Usaha Milik Negara,
setiap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) wajib menerapkan nilai-nilai utama yang
disebut AKHLAK. AKHLAK didefinisikan sebagai nilai-nilai Amanah, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif yang mendasari perilaku insan BUMN.
Maka dalam rangka menjawab arahan
tersebut dan sejalan dengan Corporate Strategy Scenario Telkom
2021-2025 yang mengamanatkan Perusahaan untuk melakukan Align Ways of
Working Under Digital Age, TelkomGroup sebagai salah satu BUMN tentunya
berkomitmen untuk menerapkan Core Values AKHLAK. Salah satu bentuk
komitmen TelkomGroup dalam menerapkan Core Values AKHLAK adalah
dengan dilakukannya ikrar dan komitmen oleh seluruh Direksi TelkomGroup untuk
menjalankan AKHLAK dan menjadi role model bagi penerapannya pada saat
Rapat Pimpinan TelkomGroup tanggal 23 Juli 2020 yang lalu. Ikrar dan komitmen
ini juga diikuti oleh seluruh karyawan TelkomGroup. Selanjutnya Perusahaan juga
mengeluarkan Peraturan Direktur Human Capital Management terkait
penerapan Core Values AKHLAK di TelkomGroup.
D.
EVALUASI
BUDAYA PERUSAHAAN
Telkom
melakukan evaluasi budaya Perusahaan menggunakan pengukuran AKHLAK Culture
Health Index (ACHI) untuk mengetahui tingkat efektivitas implementasi
budaya Perusahaan. Nilai diukur secara keseluruhan maupun secara spesifik yang
mengarah pada internalisasi Core Values AKHLAK. Pengukuran ACHI yang
dilaksanakan pada tahun 2020 merupakan pengukuran
nilai baseline dalam implementasi Core Values AKHLAK.
Adapun hasil dari pengukuran ACHI sebagai baseline di 2020 berada
dalam kategori cukup sehat.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pembelajaran
organisasi merupakan kegiatan organisasi ketika pemimpin dan karyawan secara
terus menerus meningkatkan kapasitas mereka untuk mencapai tujuan, saat pola
pikir baru dipelihara, aspirasi kolektif bebas, diutamakan dalam rangka
perbaikan dan orang-orangnya memiliki keinginan untuk belajar. Perubahan budaya
organisasi selalu dibutuhkan oleh PT TELKOM untuk menciptakan tata kelola
organisasi dan bisnis yang lebih efektif, produktif, efisian, kreatif, dan
mempunyai kinerja. Melalui perubahan yang jelas dan terbuka, PT TELKOM
berpotensi untuk memperkuat dirinya melalui kinerja dan komunikasi serta
integrasi dalam kolaborasi yang menyatukan semua fakta keunggulan The Telkom
way 135 secara professional.
PT TELKOM
mulai menerapkan budaya kerja yang disebut The Telkom Way 135 Untuk
mengantisipasi tantangan pada lingkungan bisnis dan menjaga keunggulan
kompetitif dari dalam maupun luar perusahaan. Memang tidak mudah menerapkan
budaya kerja baru kapada karyawan PT TELKOM. Maka dari itu PT TELKOM memulainya
dengan beberapa pendekatan yaitu dari awearness sampai understanding.
Pendekatan dilakukan agar karyawan-karyawan PT TELKOM merespon baik dengan
adanya perubahan budaya kerja
ini. Selain dengan
pendekatan PT TELKOM memberikan
reward kepada divisi yang sudah mendemonstrasikan The Telkom Way 135 dengan
tepat dan cepat, meskipun kita tahu bahwa penciptaan iklim kompetitif di dalam
internal perusahaan merupakan bentuk efektif dalam mewujudkan budaya organisasi
yang diinginkan perusahaan. Karena ketika kompetisi dimulai maka masing- masing
divisi pasti akan memiliki semangat untuk menunjukan bahwa divisinya yang
paling baik, ditambah lagi dengan diberikannya reward atas hasil kerja keras mereka
B.
SARAN
Untuk mengatasi kegagalan dalam proses komunikasi
organisasi maka masing- masing anggota organisasi harus saling memahami bahwa
perbedaan yang ada. Untuk itu intensitas dalam melakukan komunikasi organisasi
diharapkan dapat mampu meminimalisir perbedaan yang ada. Budaya perusahaan
haruslah dijunjung dan dibanggakan oleh setiap insan anggota organisasi. Karena
dengan memegang nilai-nilai yang ada di budaya perusahaan maka minimalisir
konflik antar anggota organisasi dapat terwujud.
Komentar
Posting Komentar